Inilah Sosok Sang Pemilik “Dibalik Rasa Cafe”

A cafe in Depok that serves grilled food with an atmosphere like on the island of Bali

SM – DEPOK. Waktu menunjukkan pukul 19.30 WIB. Di bawah sorot lampu temaram petang berona dominan kekuningan, seorang pria belia berbadan atletis dengan sigap menyambangi sebuah table antik terbuat dari kayu berwarna coklat tua, lalu meletakkan dua mangkuk mie spesial di hadapan tamu, seorang wanita muda. Dengan ramah dan santun dia berucap, “Silakan menikmati, mbak!”

Si wanita belia itu pun tertegun sejenak sembari takjub memandangi sang pemuda yang saat itu berlaku sebagai “pelayan”. Selepas dari ketakjubannya, sang wanita cantik itu pun cepat membalas ramah sang pemuda dengan ucapan ‘terima kasih’ yang tak kalah ramahnya, bahkan terdengar lembut. Sejurus kemudian, si gadis pun segera menyantap sajian “Mie Ronggeng” dengan lahap. Seusai suapan pertama, si gadis tiba-tiba mengacungkan jempolnya kepada kekasihnya yang duduk disebelahnya. Ungkapan bahwa sajian makanan sesuai dengan selera lidahnya.

Sementara di sebuah sudut dekat dapur kafe yang letaknya tepat di depan bangku dimana si wanita duduk, si lelaki ganteng yang bertindak sebagai pramusaji menangkap acungan jempol si gadis. Ini menandakan kepuasan tamunya. Dia pun tersenyum dan menampakkan wajah semringah. “Syukur alhamdulillah makanan kita disambut antusias pelanggan,” cetus si lelaki berambut model masa kini kepada SwaraMetro.com yang penasaran ingin mengetahui siapa sesungguhnya pria itu.

Lelaki itu bernama Tsabit Al Ghiffari Ramadhani. Ternyata, dia bukan “pelayan” seperti, mungkin, diduga oleh sebagian para tamu yang silih berganti mengunjungi kafe itu. Sesungguhnya dia adalah pemilik kafe yang mereka beri nama kafe “Dibalik Rasa”. “Kafe ini aku persembahkan untuk bapak dan ibundaku untuk dikelola bersama-sama,” ungkap Tsabit, putra sulung dari pasangan suami istri Rahmat Ramadhani dan Irma Faizah, dengan suara khasnya nan low voice.

Dari Bala Menjadi Bali

Dalam pendirian kafe ini, sambung Tsabit, banyak kisah menarik menyertai di balik proses pengerjaannya. Dia menggambarkan bahwa tanah dan bangunan yang akan dijadikan kafe itu, kondisinya amat sangat memprihatinkan. Bahkan terpapar amburadul. Namun, dengan kegigihan keluarganya dalam merenov, venue kafe yang semula seperti bala akhirnya mampu disulap menjadi kafe beneran. Letak kafe itu sendiri berada di belakang rumah induk dimana keluarga Tsabit bermukim, terletak di jalan Kesadaran, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Kondisi rumah yang tak terurus, bangunan yang nyaris roboh, barang-barang yang centang perenang tak keruan, ditingkahi di sekelilingnya ditumbuhi pepohonan liar dan alang-alang tinggi menyentuh atap, tentu saja membuat Tsabit dan keluarga pusing tujuh keliling.

“Ditambah lagi budget yang pas-pasan tapi harus kejar tayang dan harus jadi. Pusinglah. Dari sini banyak rasa yang kita rasakan. Di balik semua proses terwujudnya kafe ini banyak makna yang tersirat dan terpapar, banyak rasa, mulai dari rasa takut, rasa sedih, bercampur aduk juga rasa senang menjadi satu. Gelisah, takut nggak cukup dananya. Ya, dari Bala menjadi Bali (akhirnya),” ungkap Tsabit mengisahkan proses penyulapan venue “Dibalik Rasa”.

Terinspirasi dari “Beragam Rasa” itulah, maka Tsabit sekeluarga menyempitkan pilihan nama kafe nya dari sejumlah alternatif nama, yang di antaranya ada nama “Halaman Belakang”, “Teras Rumah” dan beberapa nama lainnya. Akhirnya, secara aklamasi, keluarga memilih nama kafe “Dibalik Rasa” sebagai pilihan final. “Nama ini sesuai dengan yang kita rasakan dalam proses pembuatannya,” cetus Tsabit, Selebgram sekaligus Influencer yang kerap diendorse para owner untuk mempromosikan sejumlah produk miliknya, mulai dari Kafe, Vila, Resto, produk Skincare bahkan produk Otomotif.

Tren kafe, resto atawa kedai kopi dengan menggunakan nama-nama unik dan berbahasa Indonesia, belakangan memang tengah diganderungi para investor di bisnis kuliner. Dan nama-nama meng-Indonesia sudah menjadi lifestyle bagi para penikmat kafe terutama di kawasan Jabodetabek. Kita tahu di beberapa tempat sudah berseliweran nama-nama kafe dengan brand Indonesia seperti “Kopi Kenangan”, “Janji Jiwa”, “Waroeng Enak”, “Kafe Paling Depan” atau berbagai kedai minuman macam “Hauss”, “Sedotz”, atau kedai kopi bernama asing kekinian macam “Tomorrow Coffe”, dan lain sebagainya. Promosi di berbagai social media yang kian massif, tentu menjadi kekuatan mereka dalam menggaet konsumen.

Launching: Nobar

Dengan kerja keras dan kerja kreatif, akhirnya kafe “Dibalik Rasa” bisa berdiri dan tancap gas beroperasi, meski kata Tsabit masih banyak kekurangan di sana sini.

Dan yang menarik, sambung Tsabit, pengerjaan kafe sama sekali tak melibatkan tukang atau ahli bangunan. “Kita kerjakan sendiri sekeluarga dibantu kakak kandung bunda (Haris) meski tak sampai full. Saat bangunan masih dua puluh persen, kita kerjakan sendiri berlima sampai finishing padahal dananya pas-pasan,” kisah Tsabit.

Dengan niat dan tekad kuat ditopang dukungan moral dari seluruh keluarga, akhirnya kafe berhasil di launching pada pertengahan bulan lalu, bertepatan dengan program Nobar (Nonton Bareng) perdana saat Tim Nasional Sepak bola Indonesia yang tergabung di grup C bertarung melawan China dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Round 3 Zona Asia yang digelar di Qingdao Youth Football Stadium, Qingdao, China, pada Selasa (15/10/2024). Siaran ditayangkan langsung oleh stasiun televisi swasta lokal ternama, dan disetting Tsabit dalam format layar besar (Giant Screen) menggunakan projector.

“Yang Nobar kemarin cukup banyak. Lebih dari 30 orang. Sayangnya, timnas Garuda tumbang di tangan China 1-2. Kalo menang, wah, tambah seru, tuh,” cetus lelaki kelahiran Jakarta berdarah Jawa-Kalimantan itu setengah kecewa.

Acara Nobar semacam tadi, sambung Tsabit, boleh dibilang salah satu dari sejumlah program yang bakal terus dihelat kafe “Dibalik Rasa” dalam setahun pertama, yang tentunya bertujuan demi menarik minat konsumen, disamping beberapa agenda lain yang sudah dirancang tim kreatif, yang terdiri dari selain Tsabit sendiri, didukung kedua orang tua (Rahmat Ramadhani dan Irma Faizah), juga adik kandungnya, Muhammad Langit Bizan Anorfa dan Jingga sebagai kreator yang terjun langsung. “Ya, tim kreatifnya ya kita-kita sendiri sekeluarga,” ujar Tsabit tanpa menyebutkan program yang dimaksud.

Nuansa Pedesaan Bali

Keberadaan venue kafe sebetulnya masih di tepian Kota Depok yang ramai dan padat penduduk. Kendati begitu, menurut Tsabit, karena letak rumah dan kafe masih bersuasana pedesaan nan asri, di sekelilingnya masih banyak tetumbuhan nan hijau dan terhampar view rawa yang menyerupai danau, “Tercetuslah sebuah ide untuk menampilkan konsep kafe bernuansa pedesaan. Dan Bali menjadi influence sekaligus inspirasi dalam konsep interior dan eksterior kafe kita,” ujar Tsabit.

Untuk menyelaraskan dengan konsep Bali, tentu saja sang ayah, Ramadhani, jebolan Ikatan Kesenian Jakarta (IKJ) Jakarta didukung sang isteri Irma yang punya selera seni tinggi, kudu bekerja ekstra keras dalam memadukan set dan peranti nan sesuai. Misalnya, kata Tsabit, dengan memberi aksen kain kotak-kotak warna hitam putih yang diikat pada pohon-pohon besar di sekeliling tempat itu. Ditambah kursi dan meja dari kayu sentuhan khas Bali, sejumlah aksesori seni Bali ditingkahi wadah makanan-minuman yang berciri Bali.

“Konsep pedesaan Bali tentu sangat cocok dengan alam disini yang masih seperti pedesaan. Kita bikin nuansa Bali dengan sentuhan seni Bali yang tinggi ditunjang keasrian lingkungan,” sela Tsabit.

Grill: Menu Utama

Menu utama yang ditonjolkan kafe “Dibalik Rasa”, sambung Tsabit adalah makanan berbasis Grill. Grill merupakan teknik memasak daging dengan menggunakan panas langsung sehingga waktu memasaknya terbilang singkat. “Grill disini tergolong murah, berempat hanya 100rb termasuk nasi,” ujar pemilik akun media sosial Instagram dan TikTok dengan jumlah follower ratusan ribu, itu setengah berpromosi.

Selain Grill sebagai menu utama, “Dibalik Rasa” juga menyajikan aneka sajian Mie, dari Mie Biasa sampai Mie Special yang mereka beri nama unik, “Mie Ronggeng”, “Mie Tungku” dan Mie lainnya. Disamping beraneka rasa minuman dari mulai Kopi, Teh, hingga minuman berbasis soda. “Harga nya pun murah-murah. Mulai dari 5000,” ungkap Tsabit.

Segmentasi Pasar: Anak Muda dan Emak Emak

Target pasar yang disasar kafe “Dibalik Rasa”, menurut Tsabit, adalah anak muda, baik dari Generasi Z (Genzi), Generasi Milenial hingga Emak-Emak Muda dan orang dewasa. “Seiring berkembangnya atmosfer sosial media, sasaran pasar yang akan kita capai ya anak muda, mulai dari yang genzi sampai milenium dan emak-emak yang senang makan-minum sambil karaokean,” ungkap Tsabit sembari menunjukkan tempat Karaoke Indoor yang terletak di rumah utama.

Strategi Marketing

Untuk menancapkan brand sekaligus memasarkan kafe secara lebih meluas, Tsabit pun sudah memancang strategi pasar khusus, yakni promo berbasis daring social media sebagai media utama. Meski begitu, “Aku lebih mengutamakan sosialisasi di media sosial terutama di Instagram dan TikTok yang kini banyak diminati para netizen. Mereka-mereka anak muda mencari tempat makan dan nongkrong ya mayoritas di IG dan TikTok,” ujar Tsabit yang sempat mengenyam ilmu broadcasting di sebuah sekolah swasta kawasan Jawa Barat.

Adapun kiat dalam menggaet pelanggan, Tsabit pun mengaku saban hari mengupload video dan foto dalam intensitas tinggi di jam-jam tertentu agar audience selalu memantau. “Walaupun kafe letaknya jauh, di pelosok sekalipun, kalo kita aktif memposting, Insya Allah mereka yang jauh akan terjangkau juga. Yang penting update medsos tiap hari,” ujar pria yang pernah bekerja sebagai Content Creator Youtube, IG, TikTok bagi sejumlah selebritas, influencer dan selebgram kondang negeri ini seperti Atta Halilintar-Aurel, Thariq Halilintar-Aaliya Massaid, Luna Maya dan artis lainnya, dengan nada optimistis.

Bahkan, ujar Tsabit menambahkan, dia bertekad mendatangkan para selebritas-selebgram tersebut untuk berperan serta membantu promo kafe nya. “Insya Allah mereka-mereka mau datang kesini, kita colab sama mereka termasuk juga dengan Fahmi, Ratu, atau bisa bersama Fuji,” pungkas Tsabit Al Ghiffari

HaKIM

Mungkin Anda Menyukai

Open chat
Hello
ada yang bisa aku bantu?